Biodata Personil d'Masiv
________________________________________
Rian d'Masiv
Nama : Rian Ekky Pradipta ( Rian )
Tanggal Lahir : Yogyakarta 17 Nov 1986
Agama : Islam
Ayah : Daniel Rajasah
Bunda : Tri Mukhlihah
Warna Favorit : Hijau & Coklat
Makanan Favorit : Ayam Goreng
Like
- Kalo karya gue bisa menginspirasi orang buat jadi lebih baik.
Dislike
- Gue paling merasa bersalah banget kalo sampe ditunggu, jadi daripada
gue yang ditunggu mending gue yang lebih cepet dan dari dulu emang di
jamin untuk menghargai waktu. Gue gak suka orang yang ngaret !
________________________________________
Kiki d'Masiv
Nama : Dwikky Aditya
Marsali ( Kiki )
Tanggal Lahir : Yogyakarta 23 Nov 1988
Agama : Islam
Anak ke : 2 dari 5 bersaudara
Bokap : Daniel Rajasah
Nyokap : Siti Tri Mukhlihah
Cita-cita : Tur keliling dunia
Warna Favorit : Ungu
Makanan Favorit : Ayam goreng Mentega
Film Favorit : Knowing, Titanic
Like
- Durian, padahal dulu suka pusing dan gak suka.
Dislike
- Orang yang suka boong, orang yang ngomongin di belakang.
________________________________________
________________________________________
Rama d'Masiv
Nama : Nurul Damar
Ramadhan ( Rama )
Tanggal Lahir : Jakarta 2 mei 1987
Agama : Islam
Anak ke : 4 dari 5 bersaudara
Bokap : Kasino Hudaeri
Nyokap : Alm. Warti
Like
- Main ke toko - toko yang jual barang-barang klasik, soalnya gue lebih suka barang-barang jaman dulu daripada sekarang.
Dislike
- Orang yang belagu, yang sok berkuasa dan jadi some people do nothing but complain..... !! Bikin jijay
________________________________________
Ray d'Masiv
Nama : Rayyi Kurnia
Iskandar D ( Ray )
Tanggal Lahir : Jakarta 03 maret 1988
Agama : Islam
Anak ke : 4 dari 4 bersaudara
Bokap : Achmad Adang
Nyokap : Yulisnawati
Cita-cita : Jadi Presiden
Warna Favorit : Black & White
Tokoh Idola : Bung Karno
Like
- Manggung di depan puluhan ribu penonton, dari depan sampe belakang nyanyi semua "Keren banget" gue suka banget.
Dislike
- Manggung dengan penonton "Rusuh".
________________________________________
________________________________________
Why ? d'Masiv
Nama : Wahyu Piadji
( Why )
Tanggal Lahir : Jakarta 1 Feb 1987
Agama : Islam
Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
Bokap : Mukradi
Nyokap : Sri Usyuni
Cita-cita : Orang Sukses
Warna Favorit : Abu-abu
Makanan Favorit : Pecel Lele
Like
- Berjuang bersama-sama, karna dari kecil hal yang bener-bener gue
tekunin dari mulai belajar Drum sampe punya band yang cukup dikenal.
Gue seneng banget berjuang bareng-bareng untuk ngewujudin cita-cita sampe akhirnya tercapai.....
Dislike
- Nunggu terlalu lama.
________________________________________
________________________________________
d'Masiv Band.
d'Masiv merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Anggotanya 5 orang yaitu :
Rian Ekky Pradipta (vokal),
Dwiki Aditya Marsall (gitaris),
Nurul Damar Ramadhan (gitaris),
Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bass), dan
Wahyu Piadji (drum).
Nama d'Masiv belakangan disejajarkan dengan band-band "papan atas"
Indonesia seperti Ungu, Nidji, atau Peterpan karena popularitas
lagu-lagu mereka.
d'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret2003. Nama d'Masiv sendiri
berasal dari kata dalam bahasa Inggris"massive" sebagai semacam
pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah musik
nasional.
Nama mereka mulai melambung setelah berhasil memenangkan kompetisimusikA
Mild Live Wanted pada tahun 2007.d'Masiv akhirnya merilis album pertama
mereka berjudul "Perubahan" pada tahun 2008 dengan lagu "Cinta Ini
Membunuhku" sebagai lagu andalannya.
Lagu ini sangat populer sehingga semakin melambungkan nama mereka di
kancah musik nasional. Di akhir tahun 2008, d'Masiv membuat wadah
perkumpulan bagi para penggemarnya dengan nama Masivers.
Di tahun 2009, d'Masiv merilis mini album baru yang berisi 2 buah lagu
berjudul "Mohon Ampun Aku" dan "Jangan Menyerah". Menurut Rian, vokalis
d'Masiv, proses pembuatan mini album ini sangat singkat dan dirilis
untuk menyongsong bulan Ramadhan yang jatuh pada pertengahan bulan
Agustus 2009.
________________________________________
________________________________________
Sejarah d'Masiv
"Sebenarnya, dulu berenam, ada pemain keyboard. Tapi, dia keluar.
Akhirnya, kalau manggung, kami pakai additional," kata Ray saat ditemui
di studio Hanggar pada Rabu, 2/7-2008. Ketika itu, mereka sedang syuting
klip Diam tanpa Kata garapan Rizal Mantovani.
Ray menilai, temannya yang tidak bergabung lagi tersebut sudah tidak
satu visi dan misi dalam bermusik. "Pada intinya, dia tidak sabar,"
imbuhnya. Kesabaran memang menjadi kekuatan D'Masiv selama ini. Mereka
mulai ngeband sejak 3 Maret 2003 dengan nama Massive. Ketika itu, mereka
masih SMA. Mereka berbeda sekolah, tapi bersatu karena bertetangga di
kawasan Ciledug, Tangerang.
Tapi, menurut Kiki -sapaan akrab Dwikky-, setelah jadi juara A Mild Most
Wanted, nama Massive oleh Musica, perusahaan label yang menaungi mereka
saat ini, diganti dengan D'Masiv. "Sebab, sudah ada yang pakai (nama
Massive, Red). Artinya tetap sama, dari bahasa Inggris, sesuatu yang
besar. Nama kan doa. Kami berharap suatu saat menjadi sesuatu yang besar
di musik Indonesia. Amin," paparnya.
Festival yang disebut Kiki itu adalah festival terakhir bagi D'Masiv
hingga sekarang. Sebelumnya, mereka mengikuti banyak festival, mulai
setingkat rukun tetangga (RT) sampai Piala Menpora (menteri pemuda dan
olahraga). Ryan dan kawan-kawan adalah "macan" karena hampir di semua
festival yang diikuti menjadi juara. Hadiah yang diterima beragam. Saat
mengikuti festival memperebutkan Piala Menpora, misalnya, D'Masiv juara
dan berhak mendapatkan uang tunai Rp 10 juta. Terendah, mereka
memperoleh hadiah uang Rp 1 juta dan Rp 500 ribu.
"Paling besar, yang di A Mild Most Wanted itu, dapat mobil APV dan uang
Rp 61 juta, juga dikontrak oleh Musica," lanjut Ryan. Tapi, tutur Ray,
sebelum terkenal seperti sekarang, setiap festival dirasa memiliki
magnet kuat. Tidak peduli nilai hadiahnya, yang penting adalah eksis
sebagai band yang rajin ikut lomba. "Walaupun hadiahnya kecil, yang
penting, masih dapat uang untuk biaya latihan," paparnya.
Saat-saat tersulit adalah ketika tamat SMA, tepatnya pada 2005. Orang
tua tidak lagi memberikan uang jajan. Sehingga, tidak ada uang sisa
untuk patungan latihan. Sementara itu, ada orang tua yang meminta mereka
berhenti main band untuk melanjutkan kuliah. "Tapi, lama-lama, orang
tua bosan ngasih tahu. Sebab, kami tetap pengin main band," kenangnya.
Solusinya, d'Masiv turun ke jalan dan menjadi pengamen. Mereka
"manggung" membawa drum tamtam yang biasa digunakan oleh banyak pengamen
di atas metro mini 69 jurusan Ciledug-Blok M. "Di rumah makan juga.
Tapi, kami nggak menyanyikan lagu orang. Kami membawakan lagu ciptaan
sendiri," ujar Damar. Menurut Ryan, mengamen itu sekalian menjadi tes
mental karena pendengar di kendaraan atau rumah makan berbeda dengan
pendengar saat festival.
"Tapi, kami tidak menjadikan mengamen sebagai profesi. Sebatas upaya
dapat uang Rp 40 ribu lebih. Sebab, biaya latihan di studio itu Rp 40
ribu per dua jam," jelasnya. Jika lebih, uang tersebut digunakan untuk
mendaftar di festival berikutnya. Menurut Wahyu, uang hasil mengamen dan
festival itu dipakai untuk menyambung kiprah mereka agar tetap bertahan
sebagai sebuah band.
Sebelum merilis album Perubahan yang saat ini mendapatkan penghargaan
platinum karena penjualannya mencapai 75 ribu kopi, pada 2006 mereka
merilis album indie berjudul Menuju Nirwana.
"Mungkin kurang promosi dan manggung, ya terbengkalai," ucapnya. Ryan
menambahkan, segala hal yang dilewati sebelum menjadi seperti sekarang
adalah proses yang sangat berharga."Akhirnya, kami bisa belajar dari
kesalahan-kesalahan kemarin," terangnya.
________________________________________
FOTO FOTO D'MASIV:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar