ADA seorang gembala yang memiliki beberapa puluh ekor domba.
Kawanan domba ini selalu dibawa kehamparan padang rumput miliknya di kaki
gunung. Di padang rumput ini, setiap hari sang gembala menggiring
domba-dombanya, sehingga bisa merumput setiap hari disana dari pagi sampai
sore. Kemudian, domba-domba digiring kembali ke kandang yang letaknya tak jauh
dari padang rumput itu. Karena letak padang rumput tersebut dekat sekali dengan
hutan. Di hutan banyak sekali binatang buas yang mengintai dan siap menyantap
domba-domba ini.
Di antara kawanan domba ini,ada seekor anak domba yang suka
sekali melawan, suka memberontak , dan sukar diatur. Domba ini selalu mencari
cara untuk melewati pagar-pagar, mencari bagian pagar-pagar yang rusak dan terbuka.
Ia akan melewatinya dan pergi berlari dengan girang ke tengah hutan. Akibat
perbuatannya itu, sang gembala khawatir dan pergi mencari domba nakal dan
mengembalikannya ke kawanan domba di padang rumput. Sebenarnya gembala takut ke
hutan, karena banyak binatang buas yg siap memangsanya. Tetapi, si domba nakal
tidak pernah jera akan perbuatannya. Ia selalu menyusahkan sang gembala. Setiap
kali ia dibawa kembali kekawanannya, si domba nakal selalu mencari kesempatan
untuk keluar lagi ke hutan.
Sang gembala pun lelah akibat ulah si domba nakal. Ia
mencari-cari cara agar si domba nakal tidak lagi lari dari kawanannya. Suatu
ketika, saat ia sedang menggembalakan dombanya, sang gembala tertidur, dan ia
pun bermimpi. Ia bermimpi aneh. Dalam mimpinya, ia melihat seorang bapak tua
mendatanginya untuk menasehatinya, “Kalau kau ingin dombamu menjadi lebih baik,
patahkanlah kakinya terlebih dahulu,lalu rawat dan balutlah lukanya.” Setela
memberikan nasihat itu, si bapak tua menghilang dari pandangannya. Ketika sang
gembala terbangun, ia mengingat dengan jelas apa yang dikatakan bapak tua itu
didalam mimpinya.
Dengan sedih hati, sang gembala mengikuti nasihat yang
diberikan bapak tua dalam mimpinya. Ia pun mematahkan kaki si domba nakal. Saat
kakinya dipatahkan, si domba nakal mengembik keras. Hati sang gembala menjadi
sangat pilu, ia sedih tahu bahwa si domba nakal pasti sangat kesakitan. Namun,
ia melakukan hal itu karena ia menginginkan yang terbaik bagi si domba nakal.
Setelah peristiwa itu, setiap hari dengan tekun sang gembala
memangku dan menuntun si domba nakal ke padang. Dengan lembut dan sabar, ia
menemani si domba nakal,merawat lukanya dan membersihkan bulu-bulunya,bahkan
mendekapnya dan membelainya sampai tertidur. Si domba nakal selalu dirawat
dengan baik dan mendapat kasih sayang yang cukup. Hubungan yg lebih akrab
antara sang gembala dan si domba nakal pun segera terjalin. Si domba nakal
begitu menikmati belaian kasih sayang dan kelembutan sang gembala. Ia begitu
senang karena setiap hari sang gembala selalu mendekap dan membelainya.
Setelah dirawat selama berbulan-bulan, si domba nakal pulih
dari luka-lukanya. Keajaiban pun terjadi seiring dengan kesembuhan si domba
nakal. Ia yg tadinya nakal dan suka pergi melewati pagar,kini tidak mau lagi
beranjak dari sisi sang gembala. Meskipun kakinya telah kuat kembali, ia tidak
mau berlari menjauh dari kawanannya,juga dari sang gembala. Ia justru paling
setia menemani sang gembala, dan selalu mau berada didekat sang gembala. Sang
gembala pun sangat senang, karena dombanya yang nakal kini menjadi salah satu
domba yang menyenangkan hatinya.
Terkadang, apayang terjadi dalam kehidupan kita sama seperti yang terjadi pada si domba
nakal. Kadang kita tidak mau menuruti kata-kata Tuhan. Kadang kita memberontak,
nakal, dan berjalan sesuai keinginan kita sendiri. Sampai akhirnya Tuhan harus
membiarkan salah bagian dari kehidupan kita dipatahkan. Dan, sama seperti si
domba nakal, kita pun berteriak, menangis, dan menjerit. Tetapi, percayalah
bahwa sebenarnya Tuhan tidak membiarkan kita menangis sendirian. Tuhan membalut
luka kita dan menemani kita setiap waktu.
Ajaibnya, justru banyak diantara kita yang setelah melewati
patahnya kehidupan, justru bertobat dan menjadi semakin dekat pada Tuhan
kkita(Allah SWT). Begitulah rahasianya, kadang Tuhan membiarkan kaki kita
dipatahkan,agar kita belajar untuk semakin dekat dengan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar