PEREMPUAN
PENDERITA PENYAKIT JANTUNG MENINGKAT
Penyakit jantung dan pembuluh darah sebagai penyebab kematian nomor 1 di negara maju seperti Amerika dan Eropa maupun negara berkembang seperti Indonesia.
Semula penyakit jantung kebanyakan diderita laki-laki, dihubungkan dengan kebiasaan merokok, minuman keras serta akivitas yang lebih tinggi. Namun seiring perkembangan zaman, penyakit mematikan ini juga menjadi penyebab kematian nomor satu pada perempuan, sekaligus penyebab utama kesakitan. Diduga ada hubungannya dengan gaya hidup perempuan yang kini hampir sama dengan laki-laki?
Perempuan lebih berisiko?
Penelitian tahun 2001 oleh perkumpulan ahli jantung di Amerika, diperoleh hasil angka kematian akibat penyakit jantung pada wanita 4-6 kali lebih tinggi dibanding kanker payudara. Diduga hal ini berkaitan dengan kampanye bahaya kanker payudara yang lebih sering, sehingga wanita lebih takut pada kanker payudara dibanding penyakit jantung.
Penelitian lain di Amerika tahun 1988-1994 menemukan stroke pada perempuan berusia 20-24 tahun sebanyak 4,6 persen, ketika berusia di atas 75 meningkat menjadi 79 persen. Sedang pada penyakit jantung, dari 2,8 persen meningkat menjadi 16,1 persen. Dengan meningkatnya usia pada laki laki tampak penurunan insiden penyakit jantung koroner, sebaliknya pada perempuan tampak peningkatan insiden penyakit jantung koroner seiring dengan meningkatnya usia.
Pada masa reproduksi kemungkinan perempuan terkena penyakit jantung koroner jauh lebih kecil dibanding laki-laki, dengan ratio 1 : 7, namun memasuki masa menopause, risikonya meningkat menyamai laki-laki. Perempuan me-ngalami penyakit jantung kira-kira 10 tahun lebih lambat daripada laki laki. Penelitian di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita tahun 1995, 118 perempuan yang masuk di gawat darurat dengan serangan jantung, 89 persen di antaranya sudah menopause.
Banyak faktor berperan dalam mempercepat terjadinya penyakit jantung pada wanita. Pertambahan usia menyebabkan penuaan pada sel-sel tubuh, termasuk sel jantung dan pembuluh darah. Ini akan meningkatkan kejadian dan proses terjadinya penyakit jantung koroner.
Pemicu risiko penyakit jantung:
Rokok merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung pada wanita ber-usia 50 tahun. Perokok pasif dan aktif sama bahayanya.
Pil kontrasepsi (konsultasikan dengan dokter sebelum memilih alat kontrasepsi) .
Hipertensi dan diabetes mellitus juga merupakan faktor utama yang dapat mempercepat kejadian penyakit jantung ini.
Kadar kolesterol darah yang tinggi. Penggunaan obat penurun kolesterol tertentu selain dapat menurunkan kadar kolesterol darah juga terbukti dapat menurunkan angka kejadian penyakit koroner.
Perbedaan antara penyakit jantung pada wanita dengan pria juga menyangkut masalah hormonal. Pada wanita menopause, produksi hormon estrogen menurun, menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung. Estrogen terbukti sebagai salah satu pelindung jantung dari ancaman penyakit jantung koroner.
Penggunaan terapi pengganti hormon (hormon replacement therapy/HRT) , sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, karena masih menjadi kontroversi. Salah satu organisasi jantung di Amerika tidak menganjurkan penggunaan HRT, karena efek sampingnya, yakni trombosis (proses pembekuan darah). Penggunaan jangka panjang (lebih dari 5 tahun) akan terjadi peningkatan risiko kanker payudara. Selain itu juga bisa terjadi peningkatan trigliserida, penyakit kandung kemih dan yang paling utama penghentian penggunaan HRT menyebabkan perdarahan dari vagina.
Perubahan gaya hidup merupakan salah satu jawaban untuk memperkecil peluang penyakit jantung. Stop merokok, olahraga teratur, diet sesuai petunjuk dokter, check up teratur serta minum obat teratur.
Bayangkan jika kini di usia muda, Anda merokok, setelah menikah dan memiliki anak lalu mengkonsumsi pil kontrasepsi? Belum lagi jika ada penyakit lain yang menyertai seperti darah tinggi, diabetes mellitus serta kolesterol tinggi. Anda tak ingin masa yang seharusnya dilewati bersama anak cucu menjadi tercemar bukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar