Shigella
Dysentriae
Disentri merupakan suatu infeksi yang
menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan
gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni: sakit di perut yang
sering disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan tinja mengandung darah dan
lendir. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman
penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya.
ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para
ahli. Dulu dikenal hanya dua macam disentri berdasarkan penyebabnya, yakni
disentri basiler yang disebabkan oleh Shigella
sp. dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Tapi sekarang telah diketahui banyak
penyebab lain berupa parasit dan bakteri, yaitu Shigella sp., Salmonella sp., Campylobacter sp., Vibrio parahaemolyticus, I'leisomonas
shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil), Aeromonus sp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambia. Wabah
umumnya terjadi pada kelompok homoseksual, pada kondisi “crowding”, ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan rendah seperti
di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat.
Shigellosis endemis pada daerah iklim tropis
maupun iklim sedang, kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil
saja dari kasus, yang sebenarnya terjadi. Penularan secara orofaecal dengan
ambang infeksi yang rendah dan merupakan basil yang rapuh sehingga penularannya
dapat dicegah dengan cuci tangan saja (hand washing disease). Ada empat spesies
Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii dan Shigella
sonnei. Pada umumnya S. flexneri,
S.Boydii dan S. dysentriae paling
banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia. Sebaliknya S. sonnei paling sering ditemukan dan S .dysentriae paling sedikit ditemukan
di negara maju. Antibiotik terpilih untuk infeksi Shigella adalah ampisilin, kloramfenikol, sulfametoxazol-trimetoprim.
Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa kanamisin, streptomisin dan neomisin
merupakan antibiotik yang dianjurkan untuk kasus - kasus infeksi Shigella. Masalah resistensi kuman Shigella terhadap antibiotik dengan
segala aspeknya bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Shigella yang resisten terhadap multiantibiotik (seperti S. dysentriae 1) ditemukan di seluruh
dunia dan sebagai akibat pemakaian antibiotika yang tidak rasional.
SHIGELLA
Shigella
adalah binatang tidak bergerak, gram
negatif, bersifat fakultatif
anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan
laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi
tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella
terbatas pada saluran pencernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah
spesies menimbulkan disentri basiler.
Klasifikasi
Kingdom :
Bacteria
Phylum :
Proteobacteria
Class :
Gamma Proteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Family :
Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Species : Shigella dysentriae
Morfologi
Batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak
membentuk spora, gram
negatif. Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda. Shigella adalah fakultatif anaerob
tetapi paling baik tumbuh secara aerobic. Koloninya konveks, bulat, transparan
dengan pinggir-pinggir utuh mencapai diameter kira-kira 2mm dalam 24 jam. Kuman
ini sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya
meragikan laktosa.
Shigella
mempunyai susunan antigen yang kompleks.
Terdapat banyak tumpang tindih dalam sifat serologic berbagai spesies dan
sebagian besar kuman ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh kuman
enteric lainnya. Antigen somatic O dari Shigella adalah lipopolisakarida.
Kekhususan serologiknya tergantung pada polisakarida. Terdapat lebih dari 40
serotipe. Klasifikasi Shigella didasarkan
pada sifat- sifat biokimia dan antigenic.
Patogenesis dan patologi
Shigellosis disebut juga Disentri
basiler . Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang
ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon dan disertai nyeri perut ,
tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lender. Habitat
alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana kuman tersebut dapat
menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella
praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam darah sangat
jarang. Shigella menimbulkan penyakit
yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103 organisme.
Proses patologik yang penting adalah
invasi epitel selaput lendir, mikroabses pada dinding usus besar dan ileum
terminal yang cenderung mengakibatkan nekrosis selaput lendir, ulserasi
superfisial, perdarahan, pembentukan “pseudomembran” pada daerah ulkus. Ini
terdiri dari fibrin, lekosit, sisa sel, selaput lendir yang nekrotik, dan
kuman. Waktu proses berkurang, jaringan granulasi mengisi ulkus dan terbentuk
jaringan parut.
Toksin
Semua Shigella mengeluarkan lipopolisakarida yang toksik. Endotoksin ini
mungkin menambah iritasi dinding usus. Selain itu Shigella dysentriae tipe 1
menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas yang dapat
menambah gambaran klinik neurotoksik dan enterotoksik yang nyata.
Gejala
Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3
hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang
encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari
atau beberapa hari kemudian, karena infeksi
meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang
encer tapi sering mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai
dengan “mengedan” dan tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut
bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih
dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air
dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian.
Kebanyakan orang pada penyembuhan
mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa
diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan dapat mengalami
serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang
membentuk antibodi terhadap Shigella
dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap reinfeksi.
Pengobatan
Pada infeksi ringan umumnya dapat
sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan
untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi
maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral . Pada pasien dengan diare berat
disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat
dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena . umumnya
pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk
infeksi berat Shigella dapat diobati
dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella
telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan
antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan.
Epidemiologi
Disentri basiler dapat ditemukan di
seluruh dunia. Disentri ini dapat terjadi di daerah yang populasinya padat
tetapi sanitasinya sangat buruk. Penyebarannya dapat terjadi melalui
kontaminasi makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector,
misalnya lalat. Namun factor utama dari disentri basiler ini adalah melalui
tangan yang tidak dicuci sehabis buang air besar. \
Pencegahan
Penyakit disentri basiler ini dapat
dicegah dengan cara :
1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan
dengan sabun secara
teratur dan teliti.
2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
3. Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak
menyiapkan makanan.
4. Memasak makanan sampai matang.
5. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
6. Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
7. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
Shigella dysentriae pada media ENDO:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar