Selasa, 18 Juni 2013

VITAMIN


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari.(1)
Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dalam pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organic maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.(1)
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.(1)
Lama tidak diketahuinya mengenai vitamin karena bahan-bahan makanan mengandung vitamin yang cukup untuk mencegah timbulnya gangguan yang hebat terhadap kesehatan. Bahan makanan yang disajikan oleh alam mengandung berbagai vitamin dan bila dimakan secara bersama-sama akan saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu konsumsi jenis bahan makanan yang monoton dalam waktu lama dapat menimbulkan terjadinya kekurangan vitamin.(2)
Gejala defisiensi bervariasi dari tingkat masalah kecil, seperti sakit kepala, masalah-masalah kulit atau hilangnya nafsu makan sampai penyakit–penyakit yang serius misalnya beri-beri yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Namun demikian, konsumsi vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum juga terjadi pada beberapa bagian grup populasi.(2)
Melihat pentingnya dan peranan vitamin dalam tubuh manusia maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui sifat-sifat vitamin.
I.2 Tujuan Percobaan
A. Tujuan umum :
1. Mempelajari sifat-sifat vitamin.
2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif.
B. Tujuan khusus :
1. Penentuan adanya vitamin A
Untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.
2. Penentuan adanya vitamin D
Untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif.
3. Penentuan adanya vitamin B1
Untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.
4. Penentuan adanya vitamin B6
Untuk membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif.
5. Penentuan adanya vitamin C
Untuk mrmbuktikan adanya vitamin C secara kualitatif.
I. 3 Prinsip Percobaan
1. Penentuan vitamin A
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan yang dapat dilakukan denga 2 metode yaitu dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kualitatif vitamin A secara kolorimetri.
2. Penentuan adanya vitamin D
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan minyak ikan dengan larutan H2SO4 lalu dipanaskan beberapa menit, setelah itu didinginkan dan diuji dengan pereaksi Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.
3. Penentuan adanya vitamin B1
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan thiamin dengan Pb-asetat dan NaOH kemudian panaskan, jika timbul endapan warna coklat-hitam menandakan vitamin B1 positif. Atau dapat juga dilakukan dengan cara mencampurkan tiamin dengan larutan Bismuth nitrat dan tambahkan larutan KI. Timbulnya warna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif.
4. Penentuan adanya vitamin B6
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin B6 dengan cara mencampurkan larutan pirodoksin dengan CuSO4 lalu ditambahkan NaOH. Bla terbentuk warna biru ungu berarti vitamin B6 positif. Atau dengan cara mencampurkan larutan pirooksin dengan FeCl3. Jika terbentuk warna jingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif.
5. Penentuan adanya vitamin C
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin C dengan cara mencampurkan asam askorbat dengan pereaksi benedict dan kemudian dipanaskan. Bila endapan berwarna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif. Atau dengan cara menetralkan asam askorbat dengan NaHCO3 kemudian ditambahkan larutan FeCL3. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C positif.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahap pemrosesan dan pemasakan banyak vitamin hilang bila menggunakan suhu tinggi, air perebus dibuang, permukaan makanan bersentuhan dengan udara dan menggunakan alkali. Vitamin yang terpengaruh dalam hal ini adalah yang rusak oleh panas, oksidasi, atau yang larut dalam air. (Vita Healt ;2006)
Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah dengan cara : menggunakan suhu tidak terlalu tinggi.
1. waktu memasak tidak terlalu lama.
2. menggunakan air pemasak sesedikit mungkin.
3. memotong dengan pisau tajam menjadi potongan tidak terlalu halus.
4. panci memasak ditutup.
5. tidak mengguanakan alkali dalam pemasakan.
6. sisa air perebus digunakan untuk masakan lain.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. (Saifudin ;2009)
Beberapa fungsi vitamin yang penting diantaranya: (Almatsier ;2004)
• Vitamin A berfungsi :mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel, membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.
• Vitamin D berfungsi :meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfor dalam saluran pencernaan, mepunyai peranan penting pada proses klasifikasi , dan berhubungan dengan aktifitas enzim fosfatase alkali di dalam serum.
• Vitamin B1 berfungsi :sebagai koenzim (tiamin difosfat, tiamin pirofosfat) pada reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat misalnya : pada reaksi dekarboksilasi ooksidatif asa piruvat menjadi asetil-koenzim A dan reaksi transketolasi pada “the hexose monophosphate shunt”.
• Vitamin B6 berfungsi :fungsi vitamin B6 yang utama ialah sebagai koenzim pada metabolisme asam amino, diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan transminasi.
• Vitamin C berfungsi :fungsi utama vitamin C ialah mempertahankan keadaan zat-zat intersel jaringan cartilage, dentin dan tulang.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri: (Yazid ; 2006)
Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. (Yazid ; 2006).
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air. Adapun sumber dan macam-macam penyakit yang ditimbulkan dari masing-masing jenis vitamin adalah sebagai berikut : (Syahruddin ; 2007).
1. Vitamin A
• sumber vitamin A = susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain)
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A = rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.
2. Vitamin B1
• sumber yang mengandung vitamin B1 = gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 = kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B12
• sumber yang mengandung vitamin B12 = telur, hati, daging, dan lainnya
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 = kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya
4. Vitamin C
• sumber yang mengandung vitamin C = jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C = mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain
5. Vitamin D
• sumber yang mengandung vitamin D = minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D = gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
6. Vitamin E
• sumber yang mengandung vitamin E = ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.
7. Vitamin K
• sumber yang mengandung vitamin K = susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K = darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya (organisasi)
Vitamin B1 (Thiamin) pertama kali dikristalkan oleh Jansen dan Donath pada tahun 1962 dan pertama kali disintetis oleh Roger R.Williams dan kawan-kawannya pada tahun 1936 (Neal dan Sauberlich,1980). Ketiga reaksi enzim yang diketahui pada hewan dan manusia yang melibatkan thiamin pirofosfat sebagai suatu ko-enzim adalah dekarboksilase piruvat, dekarboksilase α- ketoglutarat (dalam siklus krebs) dan transketolase (dalam pentose-fosfat shunt) Dan juga merupakan hal yang sangat penting dalam reaksi gelap dari proses fotosintetis, selama konversi CO menjadi karbohidrat. Enzim yang mengikat thiamin, pirofosfat membentuk substrat dalam reaksi-reaksi tersebut. Secara fisiologis, tiamin dalam bentuk tiamin difosfat (kokarboksilase) bertindak sebagai koenzim pada sistem dekarboksilase oksidatif piruvat atau alfa-ketoglutarat masing-masing pada sistem enzim piruvat atau ketoglutarat dehidrogenase. (Toha ;1992)









BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III. 1 Alat
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Alat yang dipakai adalah :
a. Tabung reaksi.
b. Pipet ukur dan pipet tetes
c. Spatula
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Alat yang dipakai adalah :
a. Tabung reaksi.
b. Pipet ukur, dan pipet tetes.
c. Alat pemanas.
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
Alat yang dipakai adalah :
a. .Alat pemanas,
b. .Tabung reaksi.
c. .Pipet ukur dan pipet tetes
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
Alat yang dipakai adalah :
a. Tabung reaksi.
b. Pipet tetes

5. Penentuan Adanya Vitamin C
Alat yang dipakai adalah :
a. 1.Kertas pH atau lakmus,
b. 2.Alat pemanas.
c. 3.Tabung reaksi.
d. Pipet tetes.
III.2 Bahan
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Minyak ikan
2. Kloroform
3. Kristal SbCl3
4. Asam setat anhidrid
5. Asam trikloroasetat (TCA)
2.Penentuan Adanya Vitamin D
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Minyak ikan
2. Kloroform
3. Asam asetat anhidrid
4. Larutan H2O2 5%
5. Asam Trikloroasetat
3.Penentuan Adanya Vitamin B1
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan thiamin 1%
2. Larutan bismuth nitrat, Bi (NO3)3
3. Larutan NaOH 6 N
4. Larutan KI 5%
5. Larutan Pb-asetat 10%
4. Penentan Adanya Vitamin B6
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan pridoksin- HCl 1%
2. Larutan NaOH 3%
3. Larutan CuSO4 2%
4. Larutan besi (III) klorida, FeCl3 1%
5.Penentuan Adanya Vitamin C
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan asam asetat 1%
2. Pereaksi benedid
3. Larutan NaHCO 5%
4. Larutan FeCl3 1%
5. Kertas PH atau Lakmus
III.3 lokasi dan pengambilan sampel
Pengambilan sampel di Laboratorium Biologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS, pada hari minngu tanggal 28 juni 2009.
III.4 Prosedur Kerja
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Prosedur A :
Didalam tabung reaksi , masukan 10 tetes minyak ikan. Kemudian ditambahkan 15 tetes klorofom, kemudian dicampur dengan baik.. Ditambahkan 4 tetes asam asetat anhidrid. Lalu dibubuhkan sepucuk sendok Kristal SbCl3 ke dalamnya.kemudian diperhatikan perubahan warna yang terjadi, terbentuknya warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif.
Prosedur B:
Didalam tabung reaksi , masukan 10 tetes minyak ikan. Lalu ditambahkan 10 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform. Dan dicampurkan dengan baik. Lalu diamati warna yang terjadi, timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.
2. Penentuan adanya vitamin D
Didalam tabug reaksi masukan 10tetes minyak ikan. Lalu ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%. Kemudian dikocok campuran selama kira-kira 1menit. Setelah itu dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung gas keluar. Usahakan jangan sampai mendidih. Dan didinginkan tabung dibawah air kran. Kemudian dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada penentan adanya vitamin A.. lalu diamati perubahan warna yang terjadi, adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.
3. Penentuan adanya vitamin B1
Prosedur A :
Dimasukan 1 ml larutan thiamine 1% kedalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 1 ml larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 ml NaOH 6 N. Lalu dicampurkan dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi. Dan dipanaskan, sehingga akan timbul endapan warna coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.

Prosedur B :
Didalam tabung reaksi masukan 5 tetes larutan thiamen 1%. Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan bismuth nitrat,dicampurkan dengan baik. Lalu ditambahkan pula satu tetes larutan KI 5%. Dan diperhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya endapan warna merah jingga berarti vitamin B1 positif.
4. Penentuan adanya B6
Prosedur A :
Dimaskan 10 tetes larutan pirodoksin 1 % kedalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 4 tetes larutan CuSO4 2% dan 20 tetes NaOH 3 N. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.bila terbentuk warna biru-unggu berarti vitamin B6 positif.
Prosedur B :
Dimasukan 10 tetes larutan pirodoksin 1% kedalam tabung reaksi Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes larutan FeCl3. Lalu diamati perubahan warna yang terjadi.timbulnya warna jingga sampai merah tua berarti vitanmin B6 positif
5. Penentuan adanya vitamin C
Prosedur A :
Dimasukan 10 tetes larutan askorbat 1% kedalam tabung reaksi Setelah itu ditambahkan 30 tetes preaksi benedit. Kemudian dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. Kemudian diperhatikan adanya endapan yang terbentuk warna hijau, kekuningan sampai merah bata berarti vitamin C positif.



Prosedur B :
Dimasukan 10 tetes larutan asam askorbat 1% kedalam tabung reaksi. Kemudian dinetralkan larutan mengunakan NaHCO3 5%. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3. kemudian diamati warna yang terjadi adanya warnah merah,unggu berarti vitamin C positif.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Pengamatan
A. Tabel
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Bahan Prosedur A Prosedur B
Minyak ikan 10 tetes 10 tetes
Kloroform 15 tetes -
Asam asetat anhidrid 4 tetes -
SbCl3 kristal Sepucuk sendok -
TCA dalam kloroform - 2 Ml
Camparlah dengan baik
Hasil : Perhatikan warna yang terbentuk Hijau tua (-) Warna kuning (-)

2. Penentuan Adanya Vitamin D

Bahan Tabung 1
Minyak ikan 10 tetes
Larutan H2O2 5% 10 tetes
Panaskan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price
Hasil :
warna jingga-kuning (+/-) Kuning (+)

3. Penentuan Adanya Vitamin B1

Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan Thiamin 1% 1 mL 5 tetes
Larutan Pb-asetat 10% 1 mL -
Larutan NaOH 6N 4,5 mL -
Larutan Bi(NO3)3 - 5 tetes
Larutan KI - 1 tetes
Campurlah dengan baik dan panaskan untuk prosedur A
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Warna coklat tidak ada endapan (-) Ada endapan coklat (-)

4. Penentuan Adanya Vitamin B6

Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan asam askorbat 10 tetes 10 tetes
Peraksi Benedict 30 tetes -
Ph larutan - 8
Larutan FeCl3 - 2-3 tetes
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Terjadi perubahan biru-unggu (+) Tidak terjadi perubahan merah tua (-)



5. Penentuan Adanya Vitamin C

Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan pirodoksin 10 tetes 10 tetes
Larutan CuSO4 4 tetes -
Larutan NaOH 3N 20 tetes -
Larutan FeCl3 1% - 3-5 tetes
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Merah bata (+) Warna kekuning-kuningan (+)

VI.2 Pembahasan
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Pada percobaan ini diperoleh hasil bahwa pada prosedur A dari warna hijau tuahberubah yang menandakan hasil yang negatif atau dengan kata lain terdapat vitamin A(-).
Hal ini dapat dibuktikan pada prosedur B diperoleh hasil larutan yang berwarna kuning yang menandakan vitamin A negative (-). Dengan peraktikumi ini tidak tepat dengan apa yang di katakana oleh teori yang ada.
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Pada percobaan ini hasil yang diperoleh warna kuning yang menunjukan vitamin D positif. Vitamin D ini umumnya stabil pada pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D.
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
Pada percobaan ini, prosedur A sebelum dipanaskan berwarna kuning setelah dipanaskan berwarna coklat tapi tidak terdapat endapan. Pada uji ini hasil yang seharusnya terdapat endapan warna coklat-hitam yang menandakan positif vitamin B1. Sedangkan pada prosedur B menghasilkan endapan berwarna coklat , yang menunjukkan hasil negative atau tidak adanya vitamin B1¬.
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
Pada percobaan A, diperoleh warna biru yang menunjukkan positif adanya vitamin B6. Namun, pada prosedur B meunjukkan hasil yang negatif dengan titak terjadi perubahan.dengan katalain vitamin B6 negatif.
5. Penentuan Adanya Vitamin C
Pada percobaan A, larutan yang diperoleh berwarna hijau dan ada endapan yang menunjukan vitamin C positif . Sedangkan pada prosedur B diperoleh hasil larutan berwarna merah bata yang menandakan vitamin C positif .










BAB V
PENUTUP

- Vitamin A dapat ditentukan secara kualitatif dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA).
- Adanya vitamin D pada minyak ikan yang ditunjukkan dengan warna hasil larutan yang berwarna jingga-kuning.
- Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak sedangkan dalam keadaan asam tahan panas.
- Pirodoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam serta paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan.
- Vitamin C mudah dioksidasi terutama bila di panaskan. Dimana proses oksidasi akan dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen dan alkali.
V.2 Saran
Adapun saran saya adalah sebaiknya larutan-larutan yang akan digunakan dalam praktikum sebaiknya lebih diperbanyak.








DAFTAR PUSTAKA


Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Vitahealth. 2006. Seluk-beluk Food Suplement. Jakarta : Gramedia

Saifuddin, Sirajuddin. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Yazid, Estien, dkk. 2006. Penuntun Pratikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Gresik : Andi Yogayakrta.

Syahruddin, Kasim, dkk. 2007. Biokimia. Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin.

Toha, A. 1992. Biokimia. Surabaya : Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar