MEKANISME DENATURASI PADA SUSU
Susu merupakan substrat yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Disamping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga
memiliki pH yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
Selain dari kasein (protein susu), komponen susu lainnya seperti lemak,
minera-mineral dan vitamin yg larut dalam lemak juga terbawa dalam gumpalan
partikel-partikel kasein. Sedangkan komponen-komponen susu yg larut dalam air
tertinggal dalam larutan sisia hasil penggumpalan kasein yg disebut whey.
Mekanisme yang terjadi pada
fermentasi susu adalah akan terbentuk asam laknat yang menggumpal dan berasa
asam , juga terjadi penurunan pH. Peningkatan kekentalan disebabkan oleh tingginya
asam yang terbentuk, karena asam akan menggumpalkan protein dari produk
terutama apabila dari susu bubuk sehingga Ph hingga 4.6 atau lebih rendah.
Kekentalan yoghurt dari susu yang telah difermentasi akan menigkat juga
(Ma’rifah, 2008).
Susu
biasanya dipasteurisasi pada suhu 120oC selama 15 detik. Dengan
adanya sedikit perubahan pada protein susu (seperti denaturasi dan pengendapan
jarang terjadi) ketika susu dipasteurisasi pada kondisi tersebut, tidak
diperlukan perlakuan khusus. Biasanya, ketika susu dipanaskan di atas 40oC,
timbul lapisan membran putih di permukaan susu. Hal ini disebut efek Ramsdan.
Ketika susu dipanaskan, air menguap pada permukaan susu menyebabkan pengendapan
protein susu yang tidak dapat balik. Hal ini juga disebabkan oleh lemak susu
yang menempel pada pengendapan protein. Membran ini tampaknya terdiri dari 70%
lemak dan 20-25% protein (terutama laktalbumin dari protein whey). Membran ini
kaya akan rasa dan kandungan gizinya karena mengandung lemak dan protein.
Protein susu terdiri dari dua
protein utama: casein (~ 80%) dan protein whey. Kasein sangat stabil pada
pemanasan, sementara protein whey tidak stabil dengan adanya panas. Karenanya,
protein whey lah yang terdenaturasi ketika susu dipanaskan selama pasteurisasi.
Protein whey terkoagulasi oleh panas dan membentuk partikel-partikel kecil.
Karena jumlah partikel-partikel kecil ini sangat sedikit, pengendapan jarang
terjadi.
Peristiwa denaturasi protein whey
mempengaruhi warna putih susu.Susu menjadi lebih putih setelah dipasteurisasi.
Peningkatan warna putih pada susu ini disebabkan adanya perubahan indeks bias
yang disebabkan oleh denaturasi protein whey.
DAFTAR
PUSTAKA:
Sarjono,
Purbowatiningrum. 2006. Profil Kandungan Protein dan Tekstur Susu akibat
Penambahan Fitat pada Proses Pembuatan Susu.
Chayati,
I. 2009. Bahan Ajar Ilmu
Pangan. Fakultas Teknik UNY. Yogyakarta
Gulam,
Togu. 2009. Individual Teks Book Biokimia
Struktur Dan Fungsi. FMIPA UNY. JICA: Yogyakarta.
Montgomery,
Rex, Robert L. Driyer, Thomas W. Conway, and Arthur A. Spector. 1993. Biokimia.
Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Prangdimurti,
E., F. R. Zakaria, dan N. S. Palupi. 2007. Modul E-Learning Evaluasi Nilai
Biologis Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi
Pertanian IPB, Bogor.
Diakses
Selasa tanggal 29 April 2013 pukul 01:00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar